Rabu, 24 Juni 2009

Irene Handono: Menyaksikan ‘Film’ Dirinya Saat Masih Non-Muslim



Irene Handono: Menyaksikan ‘Film’ Dirinya Saat Masih Non-Muslim
By Republika Newsroom
Kamis, 14 Mei 2009 pukul 16:05:00

‘Itu bukan sebuah pikiran. Tapi sebuah film di depan mata saya tentang hidup saya sendiri. Semua lengkap, sangat jelas.’

Ketika menjadi mualaf pada 1983 lalu, mantan biarawati Irene Handono, menyimpan perasaan bahwa Allah tidak adil terhadap dirinya. Ia terus bertanya dan berusaha mencari jawaban mengapa ia dilahirkan sebagai non-Muslim. ‘’Kenapa saya tidak dilahirkan dari keluarga Muslim yang taat. Apa alasan Allah menjadikan saya sebagai mantan kafir,’‘ kata pemilik nama asli Han Hoo Lie ini.

Hingga 1991, pertanyaan itu belum juga terjawab. Jawaban akan kegelisihan hatinya baru muncul ketika menunaikan ibadah haji pada 1992. Wanita berdarah Cina ini berangkat haji bersama 400 orang jamaah reguler lainnya yang tergabung dalam kloter 18 dari Embarkasi Surabaya.

Di Tanah Haram, jawaban dari Allah itu didapatkannya. ‘’Ternyata Allah sayang kepada saya. Allah memilih saya menjadi salah satu hamba pilihan,’‘ ujar Irene saat ditemui di kediamannya, di Bekasi, beberapa waktu lalu. Ketika berada di Tanah Haram, Irene kerap mengalami peristiwa yang dinilainya luar biasa. Ia berkisah, ketika berada di depan Ka’bah, dirinya mengambil tempat garis lurus sejajar dengan letak Hajar Aswad. Ia sempat menggigit lidahnya untuk membuktikan jika dirinya tidak sedang bermimpi.

Pendiri Irene Center ini menuturkan, selama melakukan ibadah di Masjidil Haram, ia kerap diperlihatkan gambaran seperti sebuah film ten - tang kronologi hidupnya dari kecil hingga dewasa. Bungsu dari lima bersaudara ini tak kuasa membendung tangis. Ia bersedih melihat gambaran tentang dirinya ketika masih menjadi non-muslim. ‘’Itu bukan sebuah pikiran. Tapi sebuah film di depan mata saya tentang hidup saya sendiri. Semua lengkap, sangat jelas,’‘ ungkapnya.

Saat diperlihatkan Allah tentang jalan hidupnya di masa lalu, putri pengusaha ini pun ber - sujud dan melakukan muhasabah. Dari instro - peksinya, Irene mengikrarkan diri ingin me - wadahi para mualaf agar terus eksis di jalan Allah. Menurutnya, selama ini, tak sedikit mualaf yang dibiarkan dan tidak dibimbing hing - ga keimanan dan keislamannya tetap dangkal. Bahkan ada yang kembali menjadi murtad.

Di Tanah Suci, mantan mahasiswi Institut Ilmu Filsafat Theologi ini juga mengalami peristiwa luar biasa. Menurutnya, dari Muzdalifah menuju Mina, kelompoknya terpecah menjadi dua. Ada yang naik bus, ada yang harus jalan kaki. Ia pun mengalah memberi kesempatan pada jamaah tua untuk naik bus. Akhirnya ia berjalan kaki bersama rombongan yang dipimpin seorang ustadz dari kloternya. Namun tiba-tiba, jalan yang dilewatinya dipenuhi lautan manusia. Ia pun terpisah dari kelompoknya. Di tengah kebingung - annya, ia mencoba mencari jalan sendiri menuju pemondokannya di Mina sambil terus berdoa, dan bertawakal.

Untuk menutupi rasa haus dan lapar, wanita kelahiran Surabaya 30 Juni 1954 ini hanya meminum air zamzam yang ternyata mampu membuatnya sangat kenyang. Di tengah upayanya dan terus berdoa, tiba-tiba ia merasa ada yang menuntunnya menuju sebuah masjid. Setelah menunaikan shalat di masjid tersebut, ia pun bertekad akan melanjutkan pencariannya. Namun begitu keluar dari masjid, di pintu gerbang ia melihat pemimpin rombongannya. Ia pun akhirnya menuju pemondokan dan ternyata rombongan yang menggunakan bus belum tiba. ‘’Ini sungguh di luar nalar, tapi itulah kenyataannya. Saat kelompok yang menggunakan bus tiba, justru banyak yang sakit,’‘ ujarnya.

Air matanya kembali berurai ketika esok harinya, ia menggunakan bus dan melewati jalur yang ditempuh ketika ia tersesat. Ternyata selama ketika tersesat, ia mengitari Kota Mina. ‘’Tapi ketika saya berjalan kaki cuma setengah jam. Bayangkan mengitari sebuah kota hanya setengah jam, Masya Allah,’‘ ujarnya. Wanita yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini mengaku, ada banyak hal ghaib yang sulit dianalisisnya selama di Tanah Suci. Hal itu membuatnya kembali merenung dan menyimpulkan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala hal.c68/kem

http://www.republika.co.id/berita/51024/Irene_Handono_Menyaksikan_Film_Dirinya_Saat_Masih_Non_Muslim

Selasa, 23 Juni 2009

Irena Center dalam 12 Komunitas Islam bersama Axis Salam

Axis Gandeng Komunitas Islam
By Republika Newsroom
Sabtu, 08 November 2008 pukul 19:31:00

JAKARTA-Axis meluncurkan kartu perdana Axis Salam untuk komunitas Islam. Pada edisi khusus ini, kartu perdana Axis akan memiliki logo komunitas yang dicetak di kemasan kartu Axis Salam. Dengan kartu ini, pelanggan bisa menikmati layanan tausyiah gratis dari pimpinan komunitas dan update informasi terbaru atau agenda kegiatan dari komunitas tersebut.

Kerjasama ini diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Axis dengan 10 komunitas Islam pertama yang bergabung dalam layanan ini. Komunitas tersebut antara lain Majelis Az Zikra (Komunitas Zikir Arifin Ilham), Daarut Tauhid (komunitas Aa Gym), Tazkia (komunitas Syafii Antonio), Radix Training Center (komunitas Tasawuf Ustz. Wahfiuddin), Irena Center (komunitas muallaf pimpinan ustadzah Irene Handono), komunitas Cinta Rasulullah (Hadad Alwi), Kelompok Super Memori Asmaul Husna (SMASH) dan Klub Majalah Noor.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh pimpinan komunitas yang disaksikan oleh Presiden Direktur dan CEO Axis, Erick Aas di Balai kartini, Sabtu (8/11). Untuk tergabung dalam komunitas Axis Salam, setiap komunitas disyaratkan minimal memiliki 1.000 anggota. Kartu Axis Salam edisi khusus ini, dapat dimanfaatkan sebagai media penyebaran informasi kegiatan komunitas, penyambung tali silaturahmi dan membangun networking. Kartu perdana Axis ini dipasarkan dengan harga normal Rp 6.000.

''Ini merupakan upaya Axis untuk membantu untuk menyediakan sarana dakwah bagi komunitas Islam. Mereka dapat menggunakan media seluler untuk menyebarkan tausiyah maupun informasi komunitas,'' ungkap VP Sales & Distribution Axis, Paras M. Nasution.

Manfaat layanan ini juga dibenarkan oleh Irena Handono, pimpinan Irena Center yang berkecimpung dalam pembentengan akidah dan pembinaan mualaf. ''Melalui Axis Salam, nantinya kami akan menyebarkan kajian peradaban dan informasi faktual yang mungkin tidak ada di media namun penting bagi umat Islam dan agenda komunitas,'' paparnya.

Kerjasama ini juga diharapkan bisa mewujudkan pemberdayaan ekonomi umat melalui akses permodalan dan kewirausahaan komunitas Islam. Dimana komunitas ini dapat menjadi mitra distribusi untuk Axis Salam.

''Dengan sistem ini, Insya allah dapat menjadi alternatif lokomotif usaha yang mandiri bagi masjid, pesantren maupun majelis dakwah untuk mengembangkan dakwah Islam diluar zakat infaq dan sadaqah. Hal ini sekaligus menjadi bagian apresiasi kami kepada mereka yang selama ini telah berusaha maksimal dalam pembinaan akhlak masyarakat tanpa pamrih walau di tengah keterbatasan adana,'' ujar Paras.

Sementara itu, Direktur Marketing dan Chief Marketing Officer Axis, Johan Buse menambahkan, peluncuran kartu perdana edisi komunitas Islam ini merupakan salah satu strategi yang dijalankan Axis untuk menghadapi ketatnya persaingan di industri telekomunikasi. ''Komunitas di Indonesia sudah menjadi budaya. Karena itu, Axis ingin menjadi bagian dari komunitas tersebut,'' katanya. mth

http://74.125.153.132/search?q=cache:NPtyLegp5zkJ:www.republika.co.id/berita/12678+irena+handono+axis&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Membangun Dakwah, Irena Center & Axis Salam

AXIS Salam, Bentuk Sinergi dalam Membangun Dakwah
Rabu, 12 November 2008 17:20


AXIS Salam, Bentuk Sinergi dalam Membangun Dakwah.
Komitmen Axis Salam dalam mendukung dakwah umat Islam terus dibuktikan dengan dikeluarkannya kartu perdana AXIS Salam edisi komunitas Islam.

Kartu Axis Salam edisi komunitas ini, memiliki beragam keistimewaan seperti, logo komunitas yang tercetak di kemasan kartu Axis Salam, layanan tausiyah gratis dari para pimpinan komunitas, serta agenda kegiatan dari komunitas yang bersangkutan.

"Di era globalisasi ini, teknologi bisa diterapkan hampir dalam segala sektor kehidupan, termasuk sebagai media dakwah.

Axis Salam dirancang khusus untuk menjadi media informasi guna mempermudah penyebaran informasi dalam menjalankan dakwah dan syiar Islam," ujar Vice President Sales & Distribution AXIS Paras M. Nasution, melalui keterangan resmi yang diterima Okezone, Senin (10/11/2008).

Axis Salam edisi komunitas yang diluncurkan sejak 28 Agustus lalu, telah tergabung sedikitnya sepuluh komunitas. Di antaranya, Majelis Az Zikraa (Komunitas Zikir Arifin Ilham), Daarut Tauhiid (komunitas Abdullah Gymanastiar atau Aa Gym), Tazkia (komunitas Dr. M. Syafii Antonio), Radix Training Center (komunitas Tasawuf Ustadz Wahfiuddin), Irena Centre (komunitas muallaf pimpinan ustadzah Irena Handono), Komunitas Cinta Rasulullah (Hadad Alwi), Kelompok Super Memory Asmaul Husna (SMASH), dan Klub Majalah Noor.

Kerjasama Axis Salam dengan beberapa komunitas Islam ini merupakan wujud pemberdayaan ekonomi umat dimana melalui akses permodalan dan kewirausahaan komunitas Islam ini bisa menjadi mitra distribusi Axis Salam.

"Dengan sistem ini, Insya Allah dapat menjadi alternatif lokomotif usaha yang mandiri bagi masjid, pesantren maupun majelis dakwah untuk mengembangkan dakwah Islam diluar zakat infaq dan sadaqah. Hal ini sekaligus menjadi bagian apresiasi kami kepada mereka yang selama ini telah berusaha maksimal dalam pembinaan akhlak masyarakat tanpa pamrih walau ditengah keterbatasan dana," jelas Paras.

Axis Salam ini sendiri menyediakan layanan SMS Tausiyah gratis yang berlaku selama kartu dalam kondisi aktif. Axis Salam juga dapat digunakan sebagai media penyebaran informasi kegiatan komunitas, penyambung tali silaturahmi dan membangun jaringan di sesama anggota komunitas.

Dalam acara peluncuran tersebut, selain itu diadakan gelar tausiyah yang dibawakan oleh Ustadz dan pakar ekonomi syariah, M Syafii Antonio, serta Irena Handono. Sebagai bukti bakti sosial Axis juga mengadakan pengobatan gratis secara Islami bersama Komunitas Cinta Illahi pimpinan Ustadz Kemal Faisal Ferik dari Bandung. Dikutip dari: techno.okezone.com

http://www.tabloid-ponsel.com/news-rss/43-news-pilihan/850-axis-salam-bentuk-sinergi-dalam-membangun-dakwah-