Senin, 22 Desember 2008

Wawancara Hj.Irene Handono : Kenapa Pada Diam?




Bekasi Berbagi Bahagia, kegiatan ini menuai protes umat Islam. Dengan berkedok bantuan social mereka justru melakukan pembaptisan. Begitulah yang terungkap dari wawancara Abidah Wafaa (Sabili) dengan Ustadzah Irena Handono (Kristlog)

Apa beda Pembaptisan dan Pemberkatan?
Dahulu Gus Dur diisukan dibaptis, saya akan mendudukkan bahwa Gusdur itu bukan dibaptis tapi di berkati. Pemberkatan diberikan Oleh gereja yang dianggap sevisi dan semisi. Gus Dur sudah dibaptis atau belum itu diluar konteks tapi yang terjadi saat itu adalah diberkati.

Yang dilakukan Yayasan Mahanaim sendiri?
Nah sekarang yang dilakukan Yayasan Mahanain adalah pembaptisan bukan pemberkatan. Dengan kedok bantuan sosial. Berarti ini dapat disebut pembaptisan atau upaya kristenisasi?Jadi bagaimana pembaptisan tersebut berlangsung, mereka melakukan pembaptisan secara terselubung, atau kristenisasi terselubung. Karena mereka tidak memasang spanduk kristenisasi tapi Bekasi berbagi Bahagia. Lengkap dengan hadiah-hadiahnya. Orang yang datang diberi souvenir salib. Untuk mendapatkan hadiah itu prosesnya satu, mereka didata terlebih dahulu, masuk daftar identitas mereka. Kemudian masuklah proses selanjutnya, dibaptis.Apa artinya baptisBaptis, dalam Islam disebut ikrar dua pengucapan kalimat syahadat. Jadi Baptis adalah gerbang memasuki dunia hidup sebagai umat Kristen.

Meskipun mereka tidak sadar, apakah dapat disebut Mahanaim telah melakukan penipuan?
Nah, sadar berarti pembaptisan itu sah, tidak sadar berarti pembaptisan tidak sah. Sadar atau tidak merupakan hal kedua. Tapi yang dilakukan oleh Mahanain, mereka tidak sadar berarti penipuan dong. Ini yang namanya.

Coba kita lihat proses pembaptisan (penipuan) ini?
Kita lihat foto ini ekspresi dari yang dibaptis dan siapa yang dibaptis. Ibu ini dijeburin masuk bak dalam air, trus dia memakai jilbab. Jilbab muslimah ini, coba lihat mereka ketakutan. Umurnya paling sudah tua, dan Ibu ini tidak tahu menahu. Coba lihat Muslimah ini. Dia dirayu, dikasih hadiah lewat bak ini dahulu, kemudian dia dituntun, maukah dia dituntun? Coba lihat tangannya, dia berontak. Dia mengatakan “ngga mau,” tapi panitia tetap memaksa. Kemudian jilbabnya dibasahkan. Kena air baptis. Meskipun hanya sebagian tetapi tetap pembaptisan. Coba lihat tanpa keikhlasan. Mereka sedang bingung. Mereka tidak mengerti. Berarti yang dilakukan Mahanain adalah penipuan, pemaksaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Di Indonesia orang beragama dijamin kebebasan memilih agama. Mereka kan tau ini muslimah melalui jilbab mereka. Sebodoh apapun mereka tahu ini muslimah.

Berarti Mahanaim telah melanggar HAM?
Ini kan sudah pelecehan, ini harus ditindak oleh aparat hukum mereka. Sebenarnya dengan kejadian ini Polisi sudah menangkap mereka, menyidik mereka. Tidak perlu menunggu laporan. Komnas HAM harus bergerak. Kenapa pada diam? Nah itu dia, ini kan jelas. Apakah HAM itu untuk menyudutkan umat Islam? Hal ini pelecehan, penodaan sebuah agama, pelanggaran Hak Asasi Manusia. Penipuan yang mereka lakukan, sebenarnya berlapis yang dikenai mereka.

Dengan data seperti ini, sebenarnya aparat hukum sudah dapat bertindak dong? Mungkin dahulu ormas tidak punya data, nah sekarang ini jelas sekali fotonya. Coba aja kegelisahannya. Terus bagaimana dampak psikologisnya. Coba aja lihat Ibu tua, remaja. Mereka sudah dibaptis. Mereka tidak mengerti arti pembaptisan. “Engkau sudah dibaptis, engkau sudah masuk dalam Kristen, engkau sudah menerima Yesus, maka dalam benak mereka, Ya Allah saya sudah kafir, si Ibu tadi, bagaimana kalau saya mati? Ini kan kerugian psikologis. Si remaja, menyadari wah kalau gitu kan saya sudah murtad.

Kerugian-kerugian ini yang perlu kita perhatikan juga. Jadi yang dilakukan Mahanaim bukan main-main. Seharusnya penegak hukum memahami hal ini. Dan demi kerukunan umat beragama. Hal ini kan jelas-jelas perbuatan mereka tidak toleran. Ini pelanggaran hukum. Dan jangan hal ini kejadian seperti ini lagi dong. Insya Allah banyak pengacara yang mau melakukan penuntutan hukum seperti ini.

Dan seharusnya penegak hukum bertindak tanpa menunggu laporan untuk menangkap mereka.

Mengatasi Beban psikologis, para korban?
Pertama, Korban ada yang tidak tahu ia merasa tertipu. Tapi yang sangat disayangkan, ia tidak tahu tapi tertipu kemudian putus asa. Korban harus disadarkan bahwa mereka adalah korban penipuan. Perbuatan pembaptisan itu dilakukan perbuatan tanpa sadar. Andaikan dijelaskan pembaptisan. Kalau seperti itu mereka tidak dijelaskan. Kalau ibu tadi tidak mencintai Islam tidak mungkin Ibu tersebut berjilbab. Banyak orang alergi dengan jilbab.Yang dilakukan orang Mahanaim adalah perbuatan yang tidak sah dan itu merupakan pelanggaran hukum. Harus menuntut ganti rugi. Walaupun kerugian spiritual juga besar. Mereka tetap muslimah karena hal tersebut tanpa seizin, tanpa kesadaran, dan melanggar hukum. Ajaklah kembali mengucapkan dua kalimat syahadat, kuatkanlah kembali sehingga yang bersangkutan kembali kepada Islam.

Mengapa harus mengatakan syahadat, bukankah mereka sebenarnya sudah Islam?
Sadar kan dilakukan setiap hari. Dalam setiap sholat kita. Maka ajaklah sholat kembali. Bagi seseorang (kasus seperti ini) syahadat adalah suatu tindakan konkret yang dilakukan ketika dia sudah tertipu, dan dia balik ke Islam untuk meyakinkan dia balik. Ajaklah dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal tersebut akan lebih memperkokoh dan memperkuat keyakinannya. Ucapan Baptis itu seperti apa? ”Aku Baptis engkau atas nama Tuhan Bapak, putra dan Tuhan Ruh Kudus. Jadi Tuhannya tiga. Ini yang disebut syirik. Yang bersangkutan dibaptis tidak perlu mengucapkan apa-apa. Cukup mengatakan Amin. Selesai. Jadi tidak perlu menirukan. Hal yang di situ cukup mengatakan Amin.

Penipuan ini terkesan kejar target?
Mereka kejar target, karena peristiwa oini banyak terjadi ditempat lain. Cari korban, cari mangsa. Setahun dua kali. Hal ini ada miripnya, umat Islam terkena musibah. Gempa bumi, tsunami dll. Banyak sekali mereka meraih keuntungan. Mereka membagi-bagi hadiah. Di buat proposal. Kirim ke negara donor. Tapi mereka biasanya Negara donor yang besar Amerika. Dan grup Negara donor. Andaikan sertiap tempat 200 juta. Padahal nilai yang keluar 20 juta, 10 juta. Ini bisnis kaum Gereja. Katakanlah 180 juta untuk hidup selama 6 bulan. Lebih untung dari pengusaha kecil.

Bagaimana tentang dana tersebut berasal dari dana prajurit?
Mungkin saja dana prajurit tersebut sebagai dana sementara. Dengan dana tersebut mereka dapat mengirim proposal, untuk mengirim dana sementara tersebut. Untungkan. Kalau dikembalikan. Kalau tidak namanya korupsi. Kalau sudah tahu seperti itu dilacak saja secara hukum.

Apakah Ibu mengetahui nama yayasan itu?
Lembaga di Indonesia biasanya berasal dari, ini adalah mata pencaharian mereka. Ford Foundation, Rotary club, Lion club. Banyak nama. Seperti yang masuk di Aceh.Tidak mustahil, memakai nama samaran Islam. Seperti Yayasan Mahanaim. Kegiatan mereka Bekasi Berbagi Bahagia. Sepertinya kan yayasan ini nasionalis. Bahtera, Lentera, Yayasan Kasih, Anugerah.

Dari Irena Center sendiri bagaimana melakukan pengawalan terhadap korban ini?
Irene Center adalah thik thank, lembaga pemikiran menghimpun, mencari, dan mengumpulkan data. Irene Center melontarkan konsep-konsep, baik mereka buat ataupun kalangan umat Islam. Bagaimana untuk mengantisipasi. Untuk bergerak seperti ini, inilah pentingnya ormas. Alhamdulillah ormas di Indonesia memiliki visi dan misi untyuk membentengi akidah umat dari bahaya pemurtadan. Yaitu Gerakan Muslimat Indonesia. Ketua Umum saya sendiri (Irena Handono).

Kita harus berjamaah.Sebenarnya target apa yang ingin mereka capai?
Ada gula ada semut. Orang yang membutuhkan bantuan akan datang. Mereka akan mendata, nama, alamat, tempat tanggal lahir. Dari data tersebut mereka dapat mengklaim umat Islam 500 rb telah beralih ke Kristen. Dengan cara tersebut mereka akan mendongkrak naik persentase Kristen di Indonesia. Kemudian secara bertahap.

Mereka mengklaim bahwa, umat Islam di Indonesia terbesar sudah tidak ada?Apakah ada target (khusus) tahun?
Mereka sudah sering kali buat target, tahun 2000, 2005, 2010, tapi Alhamdulilah gagal. Mudah-mudahan. Dengan demikian saya mengajak para pejuang seluruhnya para pejuang seiman, seakidah, ayo kita berjuang. Sebab kalau perimbangan mereka sudah hampir menyamai. 40 persen saja. Terjadi di Indonesia bagian timur. Tidak mustahil seperti Manokwari sebagai kota Injil. Kalau itu terjadi umat Islam tertindas. Kita tahu dari sejarah bagaimana arogansi mereka. Terjadi di Ambon dan Maluku.

Apakah ini merupakan target global?
Tidak bisa tidak NKRI pecah. Dikerat, dikerat. Sekarang Propinsi yang ingin memerdekakan diri apa modelnya? Ikut mereka, Millah (tatacara-red)mereka dulu. Pengikisan iman dan akidah dulu. Kemudian Umat Islam akan kembali tenggelam dalam penjajahan. Hanya penjajahan sekarang, penjajahan sistem. Program global. Karena mereka (Negara adidaya) tahu dengan persis.

Yang menghalangi mereka siapa?
Islam dan Konfusian. Yang dihabisi terlebih dahulu Islam. Bagaimana cara menghabisi Islam?Dengan adu domba, mencitrakan opini jelek tentang Islam. Dan yang paling menjadi sasaran Rasulullah dan Kitab suci Al Quran. Ini sudah tersistem. Seperti kasus Syeh Puji. Setelah selesai itu apa? Target akhir Rasulullah.

Berarti saat ini kita sedang perang?
Makanya saya menyatakan Sekarang kita sudah perang, tidak dar der dor. Perang sekarang perang pemikiran, perang peradaban, budaya. Negara adidaya memilih perang millennium ini dengan perang peradaban.

Solusi yang harus dilakukan?
Umat Islam harus tahu siapa mereka (sebagai muslim). Visi Misi mereka (sejarah umat muslim/salafus Sholih). Makanya suatu kemutlakan mereka mengetahui visi dan misi mereka. Makanya al-Quran banyak membahas Yahudi dan Nasrani. Tapi umat kita salah memandang tentang diri siapa mereka. Umat kita hanya tahu diri mereka sendiri. Itupun tidak lengkap. Sebagian umat kita hanya mengetahui sebagian dari dirinya. Tidak utuh. Apalagi mengenal mereka (akal bulus umat Nasrani-red)

Bagaimana supaya mereka mengenal dirinya sendiri?
Itulah kewajiban kita. Banyak cara, sekarang ini kita banyak literature. Umat Islam sendiri meninggalkan Iqra. Jujur saja minat baca Indonesia terendah di Asia. Umat Muslim terbesar. Iqra tidak cukup. Untuk itu saya gencar dakwah secara lisan dan tulisan. Saya membuat vcd, saya buat untuk yang tidak mampu membaca buku lama-lama. Saya geram karena pelecehan terhadap Nabi kita Rasulullah dan Allah. Saya membuat buku menyingkap fitnah dan terror. Karena mereka sendiri sebenarnya terror. Cuma umat kita tidak sadar.

Apa yang terjadi apabila umat Islam sendiri tidak mengetahui tentang sejarah mereka?
Di bab pendahuluan ini mengungkap siapa mereka sebenarnya. Dewi konsultasi kepada saya (Irene). Menyesal dengan keislaman. Apa yang terjadi kesalapahaman berangkat ketidaktahuan tentang mereka. Tidak bangga tentang Islam mereka. Mau bukti, coba kita lihat remaja yang lebih barat dibandingkan barat sendiri. Remaja yang lebih Amerika dibandingkan Amerika sendiri. Ada anak tokoh, anaknya dikirim ke Negara yang dibanggakan. Bapaknya Infak shadaqoh tidak perlu dipertanyakan. Ketika bapaknya meninggal memasang pohon natal. Ketika ditanya “just happy”. Tokoh Islam mengatakan perayaan natal merupakan bagian dari kita umat manusia seluruhnya.

Bagaimana mereka mengikis keimanan umat Islam?
Mengikis Iman dan akidah lewat budaya. Seperti di Bekasi. Diiming-imingi dahulu. Mengikis remaja, tidak langsung. Dibuat nyaman dengan budaya mereka. Budaya mereka kan fun, food, fashion. ( sabili )

Minggu, 07 September 2008

MFT : 6 September 2008

Peluncuran Buku "Menyingkap FITNAH & TEROR",
6 September 2008, Pk.08.30-12.30WIB
Auditorium Lt. 3 Universitas Al-Azhar Jakarta

Presentasi Umi Irena Handono

Moderator Peluncuran Buku, Bpk.Muhammad Dive Novio.

Ust. Fadzlan Garamatan. (Ulama Papua)

Bpk. Hilmy Ali Yafie (putra Prof.KH.Ali Yafie) mewakili.

Bpk. Jend.Purn. H. Tri Sutrisno

Bpk.Jend.Purn. H. Subagyo HS (penasihat Irena Center)

Resensi Buku Menyingkap FITNAH & TEROR

RESENSI BUKU

Judul : Menyingkap FITNAH & TEROR
Penulis : Hj.Irena Handono
Penerbit : Gerbang Publishing
Tebal : 320 halamanHarga : Rp.65.000
Cetakan : Agustus 2008

Stereotip bahwa Islam adalah agama yang penuh kekerasan, disebarkan dengan peperangan serta agama terbelakang melekat kuat pada pikiran orang-orang barat. Hal ini dikarenakan mereka tidak memahami Islam secara benar. Sejarah tentang Islam dipenuhi oleh pendapat-pendapat para orientalis yang tendensius. Pemberitaan terhadap Islam pun penuh dengan propaganda negatif.

”Padahal jika barat memahami Islam langsung dari sumbernya, tidak terpengaruh oleh segala opini negatif yang ada saat ini serta jujur terhadap sejarah maka merekapun akan menyadari bahwa segala prasangka mereka kepada Islam adalah salah.” (Karen Armstrong)

Buku "Menyingkap FITNAH & TEROR" yang ditulis Hj.Irena Handono ini merupakan karya besar beliau yang kedua setelah buku ISLAM DIHUJAT yang mencapai best seller pada pertengahan tahun 2003 hingga 2005. Hanya dalam kurun waktu yang demikian singkat, buku ISLAM DIHUJAT mampu menembus angka 14 kali naik cetak.

Kali ini dalam buku "Menyingkap FITNAH & TEROR", Hj.Irena berusaha menggali kembali sejarah Islam yang terpendam, termasuk mengungkap apa alasan dari kebencian kaum musyrikin (Kristen dan Yahudi) pada Islam hingga Allah SWT mencantumkan secara khusus dalam Al Quran, surah Al-Baqarah ayat 120 yang merupakan peringatan bagi ummat Islam sepanjang zaman untuk waspada.

Di awal tulisan bab pertama, beliau kutip disana Pidato Paus Urbanus II yang membakar semangat rakyat masa itu untuk merebut Yerusalem dari tangan muslim. Kalau kita simak, ternyata apa yang disampaikan Paus Urbanus II memang sangat provokatif, penuh dengan nada kebencian terhadap muslim dan penuh fitnah. Sama sekali tidak ada niatan religius. Yang justru ada adalah kalimat,

"Negeri kalian telah padat penduduknya, ...... Tak banyak kekayaan di sini, dan tanahnya jarang membuahkan hasil pangan yang cukup buat kalian.....Bergegaslah menuju Makam Kudus, rebutlah kembali negeri itu dari orang-orang jahat, dan jadikan milik kalian.

"Lalu Paus Urabanus II memberangkatkan 300.000 agresor salib dengan semboyan “Deus le Volt” (begitulah perintah Tuhan) menuju Yerusalem.

Rupanya itulah esensi sesungguhnya dari "Perang Suci" yang dikobarkan oleh Paus Urbanus II. Penguasaan kekayaan atas suatu wilayah. Dan ide ini di kloning oleh GW.Bush ketika keceplosan mengatakan, "Crusade!" sesaat setelah tragedi 911.

Dalam buku ini juga dibahas oleh beliau perang demi perang yang mana Amerika Serikat terlibat didalamya, bisa dikatakan hampir dalam semua perang, AS ikut campur. Yang kemudian diikuti oleh sejumlah kepentingan politik dan penguasaan sumber alam suatu negara.

Data-data akurat, fakta-fakta yang terabaikan beliau susun kembali secara runut dan dipaparkan gamblang, sehingga ketika awal membaca ada kesan buku ini 'keras'. Namun berikutnya dikupas bagaimana keagungan Islam, bagaimana Islam masa Rasulullah menghadapi FITNAH & TEROR. Dan akhirnya tentang bagaimana FITNAH & TEROR abad milenium yang sedang kita rasakan saat ini.

Buku ini patut dibaca bagi ummat Islam maupun non Islam, karena disinilah sejarah berusaha didudukkan sebagaimana mestinya tanpa di tutup-tutupi oleh opini yang menyesatkan.

(sally sety)

Selasa, 05 Agustus 2008

Menghapus debu opini barat


Menyingkap FITNAH & TEROR
Menghapus debu opini barat dari wajah Islam
.
Sesungguhnya wajah Islam tidak buram, tapi hanya tertutup oleh debu opini Barat. Debu ini yang mau kita hapus!

Allah SWT menurunkan Islam sebagai agama penyempurna dari segala ajaran Ilahiah. Ajaran dan peraturan Islam telah terbukti membawa kedamaian dan keadilan bagi umat manusia, Rahmatan lil 'Alamin, tanpa kecuali. Namun, keberhasilan Islam ini tidak membuat sebagian orang berhenti mengingkari keagungannya. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa perang yang dilakukan oleh umat Islam jauh lebih elegan dari perang yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat. Umat Islam masa lalu mampu membuktikan kepada dunia bahwa Islam adalah agama Rahmat.
.
Saat ini, banyak ulama, masyarakat Islam terjebak dalam pemahaman bahwa 'wajah rahmat' Islam babak-belur akibat ulah segelintir kelompok Islam yang melakukan aksi-aksi kekerasan dan terorisme atas nama jihad. Yang oleh masyarakat Barat makna jihad diidentikkan dengan terorisme. Lalu tumbuh opini-opini, anjuran-anjuran, himbauan juga gerakan dari dalam masyarakat Islam sendiri yang menekankan pentingnya memunculkan citra Islam yang teduh, sejuk, lembut, penuh toleran. Yang kemudian segala bentuk gerakan ummat Islam yang mengarah pada penegakan kembali ajaran-ajaran Islam dalam masyarakat maka dengan serta merta direspon secara negatif dan buru-buru di kategorikan sebagai gerakan fundamentalis / ekstrimis / radikal.
.
Pernahkah di telaah secara lebih dalam bahwa ajaran Islam sama sekali menolak segala bentuk kekerasan yang bersifat mendzalimi manusia. Sehingga penerapan nilai-nilai Islam dalam masyarakat secara seutuhnya secara otomatis akan menjamin hak-hak manusia sesuai fitrahnya. Yang artinya, aksi-aksi terorisme adalah bukan merepresentasikan wajah penerapan syariat Islam. Atau bisa dikatakan telah terjadi kesalahan memahami konsep Islam sebagai Rahmatan lil A'lamin. Adalah sangat tidak adil jika memandang seluruh ajaran Islam dari apa yang ditampilkan oleh pelaku-pelaku ’teror’ tersebut.Buku ”Menyingkap Fitnah dan Teror” antara lain membahas bahwa ada konspirasi Barat dalam menghambat kebangkitan Islam, disini kami akan membahas apa alasan dan bagaimana kebencian masyarakat Barat terhadap Islam sebagaimana yang sudah diperingatkan Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 120.
Buku ini sangat penting bagi kita ummat Islam untuk memahami kebencian Barat terhadap Islam yang ternyata sudah ada bahkan sebelum Rasulullah Muhammad saw diutus. Yang mereka benci adalah Islam, yang diterjemahkan sebagai agama yang Tauhid, sebagai agama yang mengajarkan penyerahan diri total pada aturan Allah yang dijabarkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah.
.
Harapan dari penulisan buku ini, ummat Islam tidak terperosok dalam agenda mereka. Semakin kokoh dan tak ragu-ragu menjunjung dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tidak minder, ciut bahkan gentar dengan hujatan Barat terhadap konsep Islam tapi justru menemukan wajah Islam sesungguhnya yang pernah dipancarkan beberapa abad yang lalu. Sesungguhnya wajah Islam tidak buram, tapi hanya tertutup oleh debu opini Barat.
Debu ini yang mau kita hapus!
.
(Sally Sety-Irena Center)

FITNAH & TEROR