Jumat, 08 Mei 2009

KRONOLOGIS PERISTIWA

KRONOLOGIS PERISTIWA
Fitnah Diki Candra atas Irena Handono

November 2008, MUI Bali melalui Ustad Hasan Basri yang disampaikan kepada Bpk.Didiet, menyampaikan keinginan untuk mengundang Hajjah Irena Handono sebagai penceramah dalam Tabligh Akbar di Bali. Kemudian Bpk. Didiet menghubungi Manajemen Hajjah Irena Handono untuk mengagendakan waktu kegiatan yang ditetapkan tanggal 9 dan 10 Januari 2009.

Desember 2008, Diki Candra datang ke Bali bertemu dengan Ustad Hasan Basri dirumahnya yang disaksikan oleh Bpk. Didiet. Diki Candra menunjukkan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Imam Safari tentang Irena Handono melalui Laptopnya.
Isi Surat Pernyataan:
Imam Safari Menyaksikan Irena Handono keluar dari Gereja di Singapore memakai pakaian Biarawati dan Salib.

Ustad Hasan Basri dan Bpk. Didiet bertanya kepada Diki Candra: “Apa sudah tabayyun dengan Ibu Irena Handono supaya tidak menjadi fitnah?”

Jawaban Diki Candra: “Jangan Tabayyun, kita khan orang pergerakan, jadi harus main sedikit inteligen. Kasus Irena Handono tidak bisa diselesaikan dengan tabayyun tapi Irena Handono harus diinvestigasi!”

9 Januari 2009, Hajjah Irena Handono datang ke Bali dengan didampingi suami dan anaknya. Dijemput oleh panitia Bali dan Bpk Didiet, siang tersebut Hajjah Irena Handono berjumpa dengan Ustad Hasan Basri untuk makan siang sekaligus klarifikasi (tabayyun) mengenai fitnah yang beredar.
Siang, setelah makan siang, Hajjah Irena Handono berceramah di Masjid An-Nuur.
Malam, berceramah di rumah Ketua PITI Bali, Bpk Wahyuda Gowantara.
Ketika sesi tanya jawab, ada peserta yang bertanya: “Umi saya mendengar berita bahwa ada yang melihat umi keluar dari gereja di Singapore dengan memakai pakaian Biarawati dan bersalib. Bagaimana Umi membuktikan kepada kami bahwa Umi bukan penyusup?”
Hajjah Irena Handono menjawab: “Kalau saya harus membuktikan…! Baiklah saya mengajak MUBAHALLAH kepada Diki Candra yang menyampaikan berita dan Imam Safari yang membuat Pernyataan. Silahkan sampaikan kepada yang bersangkutan. Bahwa saya datang bersama Suami dan anak-anak dan kami menginap! Silahkan besok datang bersama istri-istri dan anak-anak! Kita bermubahallah disaksikan MUI dan diliput Pers.”
Februari 2009, Menyebar surat ke berbagai penjuru tanah air, melalui internet dan foto copy dengan Kop Surat Arimatea tertanggal 17 Februari 2009, yang ditujukan kepada Dewan Pembina Arimatea Pusat. (lihat lampiran:1)
**(Komentar: Surat yang ditujukan kepada Dewan Pembina Arimatea juga dibagi-bagikan ke khalayak ramai. Apa maksudnya?)
21 Februari 2009, Hajjah Irena Handono menerima copy surat tersebut dari jamaah yang hadir pada tanggal 21 Februari 2009 sebagai peserta di Pengajian Arimatea di Wisma Muallaf, Bintaro Sektor 9. Fotocopy surat tersebut didapatkan langsung dari Diki Candra yang juga dibagikan ke seluruh jamaah.
17 Maret 2009, Hajjah Irena Handono menerima copy surat tersebut dari Guru Agama SMAN 86 Jakarta, setelah tanggal 16 Maret 2009 memberikan ceramah di Masjid Jami’ Bintaro Jaya untuk siswa-siswi dan staf SMAN 86 Jakarta.
Diki Candra menyebarkan surat tersebut melalui internet (http://forum-arimatea.blogspot.com/2009/02/hasil-investigasi-terhadap-irene.html) yang dilengkapi kolom komentar sehingga mengundang banyak komentar (lihat lampiran:2).

Namun seluruh komentar yang berjumlah 53 komentar pro dan kontra tersebut dihapus setelah lebih banyak bernada mendukung Hajjah Irena Handono. Sehingga hanya bersisa surat yang berisikan fitnah terhadap Hajjah Irena Handono.

Fitnah lewat SMS juga beredar dimasyarakat Umum (lihat lampiran:3)

21 Maret 2009, Diki Candra atas nama Forum Arimatea menampilkan berita di internet (http://forum-arimatea.blogspot.com/2009/04/5-tahun-diam-kini-saatnya-bicara-bag2.html) lihat lampiran:4.
Juga lihat selanjutnya lampiran:5 yang berisi fitnah. Dalam tulisan ini bukan saja Hajjah Irena Handono yang dipersoalkan tetapi juga Ketua MUI Pusat KH. Cholil Ridwan, Ustad Insan LS Mokoginta, Bpk. Mowo Purwito R (Muhammad Yusuf Muttaqien) serta menyebut nama lembaga lain yakni DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia), MMI (Majlis Mujahidin Indonesia).
April 2009, Hajjah Irena Handono mendapatkan kiriman foto copy data tentang Diki Candra dan Arimatea (lihat lampiran:6) juga fotocopy tulisan yang berjudul MAKLUMAT ARIMATEA I s/d V. (lihat lampiran:7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar