Minggu, 05 Juli 2009

Perang Selebaran Jelang Mubahalah

Perang Selebaran Jelang Mubahalah
Ditulis Oleh Administrator
Saturday, 04 July 2009

ALHIKMAHONLINE.COM— Beberapa saat menjelang Mubahalah antara Hj. Irena Handono dan Diki Candra (Sekjen Forum Arimatea) berlangsung di Masjid Al-Fajr, Cijagra, Bandung, Sabtu pagi (4/7), perang selebaran terjadi di antara kedua belah pihak. Ribuan umat Islam hadir dalam perhelatan langka yang difasilitasi Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Pimpinan KH. Athian Ali M. Da’i ini.



Diki Candra yang datang lebih awal, beserta keluarga dan beberapa rekannya membagi-bagikan dua buah selebaran dari Arimatea. Satu selebaran berisi pernyataan sikap Arimatea menyangkut ajakan mubahalah dari Irena Handono. Arimatea menganggap apapun alasannya, Irena Handono telah melanggar kesepakatan dengan mengundang wartawan pada Rabu 1 Juli 2009 lalu di Semanggi Jakarta Pusat , dan selalu mengalihkan pandangan ajakan Irena itu Mubahalah dengan Diki Candra, bukan dengan Imam Safari.

Selebaran lainnya berisi profil singkat perjalanan Arimatea selama 5 tahun (2003-2008), yang memperlihatkan sinergi Arimate dengan berbagai ormas Islam, antara lain: NU, Muhammadiyah, Dewan Da’wah, Ikhwanul Muslimin, Persis, Wahdah Islamiyyah dan Ormas Islam lain.



Sedangkan di selebaran dari tim Irena Centre tertulis judul tulisan ”Diki Candra Aktor Intelektual Sekaligus Pelaku Fitnah terhadap Hj. Irena Handono”. Tulisan tersebut diakhiri dengan kalimat, ”Hanya pendusta dan kaum munafik yang menolak mubahalah karena mulutnya penuh fitnah dan dusta.”

Dalam mubahalah tersebut Irena Handono hadir beserta suami, tiga anaknya, dua cucu (yang satu usianya satu bulan) beserta menantunya.

Mubahalah sendiri menurut informasi yang berhasil alhikmahonline himpun, berasal dari kata bahlah atau buhlah, yang bermakna kutukan atau melaknat. Mubahalah menurut istilah adalah dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah supaya Allah melaknat dan membinasakan pihak yang batil atau menyalahi pihak kebenaran.

Peristiwa mubahalah pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw terhadap pendeta Kristen dari Najran pada tahun ke-9 Hijriah, sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat Ali Imron ayat 61.

Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran/ 3:61)

Mubahalah yang pernah diajukan oleh Rasul pada masa itu bukan karena kehabisan kata, tetapi untuk mencari titik puncak penyelesaian semua diskusi. Sebab tidak mungkin Islam mengakui ketuhanan al-Masih yang jelas-jelas manusia biasa dan Rasul Allah sementara kaum kristen Najran yang trinitas itupun tidak mau menerima konsepsi Tauhid Islam dan tetap mempertahankan keberhalaannya. Meskipun dalam hal ini Abu Haritsah bin 'alqamah (satu dari 3 orang pimpinan Najran) sebenarnya mengakui kebenaran Islam dan kenabian Muhammad.

(M.yasin/alhikmahonline)

http://www.alhikmahonline.com/content/view/363/15/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar